Inilah Sejarah Amburadul Valentine's Day

Senin, 21 Februari 2011

(Versi2 Apa dan Siapa Valentine's Day)
Oleh: Luky B Rouf

Siapa Itu Valentine
The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day : “Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.”
Kalo ngobrolin Valentine’s Day (V-Day) cucok banget kalo dimulai dari ngebahas si empunya hari, siapa lagi kalo bukan si Valentine. Yup, Valentine ini bukan Valentino “the doctor” Rossi, si pembalap tangguh yang bernomor favorit 46 itu, tapi Valentine ini yang hidup di masa Romawi kuno, tepatnya di masa Kaisar Cladius II. Memang ada beberapa versi cerita tentang V-Day, termasuk tentang seseorang yang bernama Valentine. Ada sebagian versi menceritakan dengan nama “Valentine”, di cerita lain bernama “Valentino”, bahkan ada yang bilang juga “Valentinus” (backsound: kali aja saat itu ahli sejarahnya salah ketik, karena lagi ngantuk ya..hee..hee). Valentine atau Valentinus sebenarnya adalah nama seorang Martyr, yakni seorang Kristen yang terbunuh karena mempertahankan ajaran agama yang dianutnya. Valentino adalah nama seorang uskup pada abad ke-3 Masehi di masa Romawi (The Standart International Dictionary, XVIII, p. 5090).
Catatan mengenai pendeta yang bernama Santo Valentine itupun masih bias karena hingga saat ini berkembang banyak versi, termasuk tentang latar belakang sejarah vonis hukuman mati yang dijatuhkan oleh penguasa romawi saat itu. Catatan pentingnya adalah kalo diliat dari segi nama aja, udah ketahuan belangnya bahwa sejarah tentang orang yang bernama Valentine itu, nggak jelas. Mungkin dari sebagian sobat remaja ada yang bergumam “ngapain kita ribut masalah nama segala, yang penting khan udah ketahuan kalo akhirnya orang menyebutnya Valentine?”. Well, justru disini letak persoalannya sobat, kejelasan riwayat nama aja bisa ngebuktiin kalo emang sebenarnya cerita itu benar, atawa emang menunjuk pada satu orang. Misal aja neh, kalo di kelasmu ada dua orang yang bernama Parno, padahal keduanya bukan saudaraan, maka salah satunya kudu diperjelas dengan sederet cirinya masing-masing. Dari selidik punya selidik, Parno satunya ternyata nama lengkapnya Suparno, sedang satunya namanya mirip bintang film, Parno Karno… (yee.. itu sih Rano Karno).
Ok, kembali ke masalah Valentine, berarti satu belang udah ketahuan dari segi sejarah nama orang yang dirayain kematiannya tanggal 14 Februari itu. Para pastor Romawi menentukan tanggal 14 Februari sebagai Hari Santo Valentine. Sekarang ini, hari tersebut lebih dikenal sebagai hari Valentine. Kemungkinan pertama bahwa tiga nama itu menunjuk pada satu orang, atau kemungkinan kedua emang tiga nama itu untuk tiga orang yang masing-masing beda. Mana yang benar? Wallahu’alam. Tapi yang jelas, sekali lagi ini bukti nyata senyata-senyatanya, betapa amburadulnya sejarah orang bernama Valentine. Mustinya neh, para pengagum, penikmat V-Day, udah saatnya menanyakan kengawuran sejarah V-Day ini.
Kata “Valentine” itu sendiri berasal dari bahasa Latin Valentinus yang artinya gagah perkasa. Ketika itu, kalo orang ngasih pujian Valentinus atau gagah perkasa sebenarnya ngasih pujian kepada dewa Baal. Sedang Raja Baal yang pertama namanya adalah Nimrod. Siapa itu Nimrod, trus apa hubungan V-Day dengan Nimrod?
Begini sobat, menurut legenda Yunani Kuno, Nimrod ini dikenal sebagai seorang pemburu anjing ajak yang gagah perkasa. Dalam bahasa Yunani Nimrod lebih dikenal sebagai Pan, sedangkan anjing ajak dalam bahasa Latin disebut Lupus. Nah, oleh orang Rumawi Nimrod dinamakan sebagai Lupercus atau si pemburu anjing ajak. Kalo sobat pernah denger peringatan atau festival Lupercalia yang menurut legenda diperingati setiap tanggal 15 Februari, nah sebenarnya itu diambil dari kata Lupercus. Lupercalia sendiri adalah hari perayaan untuk mendewakan Lupercus alias si pemburu anjing ajak, alias si Nimrod, alias si dewa Baal, alias si Valentinus atau Valentine. Tuhhh khan, ternyata bukan Imam Samudera cs, aja yang punya banyak alias, Valentinus pun punya banyak alias.
Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Tapi sobat di versi lain, di tempat yang sama di Roma dan tanggal yang sama 15 Februari, Lupercus justru untuk menamai sang Dewa Kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. (VCD Valentines day, Irene Handono)
Wah belang lagi deh. Ternyata emang nggak ada kesepakatan dari para ahli sejarah tentang Lupercalia. Tapi bukan bermaksud membela atau membenarkan sejarah Lupercalia, tapi yang sering dipakai malah versi yang pertama. Nggak menutup kemungkinan versi kedua bisa jadi juga benar. Waduh, tambah pusing binti bingung ya ama sejarah V-Day? Ok, daripada pusing tujuh kali 100 keliling putar lapangan, mending dilanjutin dulu ceritanya.
Konon orang Rumawi banyak yang pengin anaknya gagah perkasa kayak Nimrod, makanya mereka seringkali ngasih nama anaknya Valentine, termasuk mungkin ortunya Valentine yang katanya merupakan seorang pastur yang dipancung di masa Kaisar Cladius II pada abad III Masehi itu.
Di hari Valentine biasanya nggak komplit kalo nggak ada Cupid sang dewa asmara. Cupid biasanya digambarkan dalam bentuk malaikat kecil bersayap dalam keadaan bugil, yang biasanya bawa panah, dan siap memanah pasangan muda-mudi untuk terpanah asmara, katanya sih begitu. But, tahu nggak sobat, Cupid itu sebenarnya adalah gambaran atau lambang ketika Nimrod masih kecil. Makanya kenapa si Cupid itu selalu membawa panah, karena emang menurut legenda seperti yang saya ceritakan sebelumnya tadi, kalo Nimrod adalah seorang pemburu. Cuman yang jadi nggak matching, kalo Nimrod adalah pemburu anjing ajak, tapi kalo Cupid koq digambarkan sebagai pemanah asmara. Wah, emang amburadul benar ya legendanya?!
Tapi emang dasar orang Pagan, nggak tahu mana benar, mana salah, yang penting kalo itu udah jadi kepercayaan kakek moyangnya, ya itu yang terus dijadiin tradisi. Termasuk masih menurut legenda itu juga, diceritakan kalo di masa mudanya Nimrod adalah seorang cowok yang cakep banget. Bahkan kalo ditelusur dari kata valentine tadi, Nimrod alias si Valentine adalah gagah perkasa. Karena saking guantengnya itulah, ia banyak digandrungi sama banyak kaum perempuan (Daniel 11:37) yang bikin nafsu birahi mereka jadi bangkit terbang melayang. Itulah kenapa Nimrod di masa kecilnya juga dikasih nama Cupid yang dalam bahasa Latin disebut Cupere kalo diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai Desire alias membangkitkan nafsu birahi. Jadi Cupid itu memanah bukannya untuk bikin orang jadi saling jatuh cinta, melainkan untuk membikin nafsu birahi orang jadi bangkit. Nah loe ketahuan, makanya kamu nggak usah bangga deh, kalo kamu lagi jatuh cintrong, trus ngerasa di panah sama si Cupid, padahal sebenarnya bukan dipanah tapi dipanas-panasi untuk bernafsu birahi. Hiii… jijay deh.
So, kegantengan Cupid alias Nimrod ini emang ibarat daya magnet yang luar biasa dahsyatnya, sampe-sampe nggak cuman kaum hawa disekitarnya aja yang kena sihir kegantengannya, bahkan ibu kandungnya Nimrod aja Semiramis juga jadi korban, sehingga akhirnya ia mengawini anak kandungnya sendiri itu. Gubrak !
Nah, di tanggal 15 Februari, Nimrod dan Ibunya mengakui kesalahan mereka, sebagai ibu dan anak. Padahal di cerita sebelumnya tanggal 15 Februari dinobatkan sebagai festival Lupercalia. Kenapa bulan Februari? Katanya si empunya dongeng bulan Februari itu sebenarnya berasal dari kata Februa yang artinya penyucian. Ya, penyucian alias pertaubatan dosa si Nimrod dan ibunya, yang katanya mereka akhirnya sadar kalo percintaan yang mereka lakukan itu nggak benar. (Catholic Encyclopedia, 1908)
Kerajaan Babilonia berasal dari kerajaan Baal yang memuliakan dewa Baal. Dalam bahasa kuno Kaldea atau bahasa Babilonia pada saat itu bal berarti hati, maka dari itu juga hati sering jadi lambang dari dewa Baal. Lambang hati ini juga digunakan sebagai lambang dari hari raya Lupercalia tersebut. Entah nyambung atau nggak, lambing hati juga digunakan sebagai lambang dari hari Valentine.
Sobat, kalo kamu jeli dan nggak ngantuk baca tulisan ini. Di awal tadi sudah diceritakan tentang Dewa Baal. Nah dewa Baal ini adalah dewa yang dibenci oleh Tuhan nya umat Kristen (Zefanya 1:4). Memang dari segi sejarah (kalo bisa dikatan sejarah, karena bisa jadi itu hanya dongeng rekaan) sebenarnya nggak ada kaitan antara kepercayaan Romawi kuno dengan agama Kristen. Tapi seiring berkembangnya waktu, pihak Gereja kayaknya kuwalahan mengatasi tradisi yang sebenarnya diakui juga oleh Kristen sebagai penyimpangan. Akhirnya ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen. Pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).





Apa itu Valentine’s Day?
Oya sobat, kenapa kita ngajak kamu mikirin tentang asal-muasal V-Day? Ayo tebak, kenapa? Sebenarnya lebih kepada ngajak sobat muslim semuanya untuk bareng-bareng berpikir, betapa sebenarnya kita perlu tahu dasar pijakan perbuatan kita. Jangan-jangan emang benar, kalo sobat teman remaja ngerayain V-Day, tapi nggak tahu asal muasal V-Day darimana. Disinilah pentingnya kita nyari tahu siapa dan apa itu V-Day. Dan dibahasan sebelumnya udah kentara sekali, baik dari sisi ‘shahih’ tidaknya periwayatan sejarah maupun dari sisi ‘isi’ kandungan perayaan itu sendiri. Sehingga kita nggak perlu maksa kamu untuk ninggalin aktivitas ber V-Day ria, tapi dengan ngeliat amburadulnya sejarah V-Day maka sudah barang pasti, kamu akan dengan sendirinya suka rela ninggalin ngerayain V-Day. Tul nggak?
Sobat, karena namanya Valentine’s Day, maka itu artinya harinya Valentine. Siapa itu Valentine, udah dikupas sebelumnya tadi. Tapi paling nggak masih tersisa dua persoalan, yakni: tentang siapa Valentine versinya orang Kristen? Dan tentang kenapa orang yang bernama Valentine sampe musti dirayakan?
Seperti udah diungkap sebelumnya juga, kalo sebenarnya nggak ada kaitan langsung antara Valentine versi Romawi Kuno dengan Kristen. Oleh karena itulah orang Kristen khususnya pihak Gereja emang mau menghapus tradisi Pagan-nya Romawi kuno, trus dibungkus sedemikian rupa sehingga jadi agak “agamis”. Di sisi lain, entah emang pas tanggalnya atau dicocokkan tanggal 14 Februari adalah kematian Santo Valentine, yang sebenarnya selisih sehari (tanggal 15) dari festival Lupercalia-nya Romawi Kuno. Nah, karena kita mau ngebahas “APA ITU VALENTINE?”, rasanya nggak lengkap kalo nggak kita bandingkan dua-duanya, yakni V-Day versi Romawi Kuno, dan V-Day versi Kristen.
Di The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Ensiklopedia Amerika (volume XIII/hal. 464) menyatakan, "Tanggal 14 Februari adalah hari perayaan modern yang berasal dari dihukum matinya seorang pahlawan kristen yaitu Santo Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M".
Ensiklopedia Amerika (volume XXVII/hal. 860) menyebutkan, "Yaitu sebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara tradisional saling mengirimkan pesan cinta dan hadiah-hadiah. Yaitu hari dimana Santo Valentine mengalami martir (seorang yang mati sebagai pahlawan karena mempertahankan kepercayaan/keyakinan)".
Sekarang kita ngebahas yang versi Romawi Kuno dulu ya. Kalo berbicara V-Day versi Romawi Kuno berarti bicara Festival Lupercalia. Dari sisi legenda atau cerita festival Lupercalia adalah upacara untuk menghormati Dewi kesuburan. Tanggal 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno di masyarakat Romawi kuno. Juno adalah ratu para dewa dan dewi Romawi. Dia juga dikenal sebagai Dewi Para Perempuan dan Perkawinan. Hari berikutnya, 15 Februari, adalah festival Lupercalia.
Ritual apa yang dilakuin untuk mengagungkan Juno? Biasanya salah satunya berupa aktivitas pengundian nama-nama para gadis. Pada malam sebelumnya (tanggal 14), nama-nama dari gadis-gadis Romawi ditulis pada secarik kertas dan dimasukkan ke dalam botol (versi lain diceritakan dimasukkan ke dalam bejana). Trus, nanti akan ada kaum cowok yang akan mengambil secarik kertas dan menjadi pasangan selama festival dengan gadis yang namanya terpilih. Setelah kepilih, akhirnya pasangan itu saling tukar kado sebagai pernyataan cinta kasih, trus acara dilanjutin dari pesta dansa-dansi sampai pesta seks. Ada diantara pasangan yang udah jadi tersebut berjalan selama setahun, kalo istilah sekarang mah pacaran. Dari proses pengundian, kenalan, berkasih sayang kalo akhirnya cocok, mereka akan menikah.
Ada versi lain yang menceritakan tentang sejarah Valentine, bahwa pada awalnya orang-orang Romawi merayakan hari besar mereka yang jatuh pada tanggal 15 Pebruari yang diberi nama Lupercalia. Peringatan ini adalah sebagai penghormatan kepada Juno (Tuhan wanita dan perkawinan) serta Pan (Tuhan dari alam ini) seperti apa yang mereka percayai. Acaranya? Laki dan perempuan berkumpul, lalu saling memilih pasangannya lewat kado yang telah dikumpulkan dan diberi tanda sebelumnya—tukar kado. Selanjutnya? Hura-hura sampai pagi.
Sebenarnya masih terdapat perbedaan versi dan beragam catatan mengenai akar sejarah valentine, jika dicermati ternyata tradisi ini mengadopsi pada kebiasaan masyarakat romawi kuno yang menganggap pertengahan bulan pebruari sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. Setiap tanggal 13-14 Februari para pendeta mengadakan ritual persembahan kepada dewa Lupercus (sang dewa kesuburan) yang diakhiri dengan sebuah pesta atau perayaan Lupercalia pada tanggal 15 Februari sebagai puncaknya. Dalam berbagai literatur disebutkan pada hari itulah para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya.
Pada tanggal yang sama juga 15 Februari, ada versi yang menceritakan para pendeta tiap tanggal itu akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang dewa. Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu.
Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuan itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur.
Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu. (VCD V-Day, Irene Handono)
Gimana sobat, udah tambah yakin kalo emang sejarah tentang apa itu V-Day, nggak nyumber dari Islam sama sekali, malah bertentangan dengan syariat Islam? Bahkan berasal tradisi kuno, yang kalo di masa Islam disebut masa tradisi Jahiliyah, yang itu ditentang oleh Rasulullah Saw kala beliau di Mekah mendakwahkan Islam.
Hemm.. rupanya perayaan V-Day versi Romawi Kuno berlangsung bertahun-tahun, sampe akhirnya munculnya V-Day versi Kristen yang juga masih di Roma. Oya sobat, kita ingetin sekali lagi kalo sejarah V-Day ini emang nggak ada keseragaman cerita, jadi wajar aja kalo kamu maybe agak sedikit bingung menelaah sejarahnya. Dan keberadaan tulisan ini, bukan mau meluruskan apalagi membenarkan legenda V-Day, tapi sekali lagi karena emang mau mengajak sobat muslim semuanya berpikir bijak menyikapi suatu masalah dilihat dari sisi benar dan tidaknya sumber sejarah. Sebab kalo sumber persoalannya aja nggak bener, kenapa musti kita tetap yakini kalo V-Day itu emang ada. Ya nggak?
Ok, sekarang kita telusuri cerita V-Day versi Kristen, ya. Ada versi cerita yang mengisahkan bahwa Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).
Ensiklopedia Britania (volume XIII/hal. 949), "Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup pertama". Sementara itu, pada 14 Februari 269 M meninggalkan seorang pendeta kristen yang bernama Valentine. Semasa hidupnya, selain sebagai pendeta ia juga dikenal sebagai tabib (dokter) yang dermawan, baik hati dan memiliki jiwa patriotisme yang mampu membangkitkan semangat berjuang. Dengan sifat-sifatnya tersebut, nampaknya mampu membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap penderitaan yang mereka rasakan, karena kezhaliman sang Kaisar. Kaisar ini sangat membenci orang-orang Nashrani dan mengejar pengikut ajaran nabi Isa. Pendeta Valentine ini dibunuh karena melanggar peraturan yang dibuat oleh sang Kaisar, yaitu melarang para pemuda untuk menikah, karena pemuda lajang dapat dijadikan tentara yang lebih baik daripada tentara yang telah menikah. Valentine sebagai pendeta, sedih melihat pemuda yang mabuk asmara. Akhirnya dengan penuh keberanian, ia melanggar perintah sang Kaisar. Dengan diam-diam ia menikahkan sepasang anak muda. Pendeta Valentine berusaha menolong pasangan yang sedang jatuh cinta dan ingin membentuk keluarga. Pasangan yang ingin menikah lalu diberkati di tempat yang tersembunyi. Namun rupanya, sang Kaisar mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh pendeta tersebut, dan kaisar sangat tersinggung hingga sang Pendeta diberi hukuman penggal oleh Kaisar Romawi yang bergelar Cladius II. Sejak kematian Valentine, kisahnya menyebar dan meluas, hingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan cerita Santo Valentine pada anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan !!
Sementara di kisah lain diceritakan kalo sekitar abad ke III Masehi, dibawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan. Claudius yang dapat julukan si kaisar kejam itu membutuhkan bala tentara yang cukup banyak untuk membela pasukannya. Tapi ternyata dia kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat armada perangnya. Karena menurutnya, para pria Romawi enggan masuk tentara karena berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya keluarlah fatwa dari sang raja agar semua pernikahan dan pertunangan di Romawi kudu dibatalkan.
Titah sang Raja Cladius II ini ditentang oleh pastur atau pendeta Valentine yang saat itu jadi pendeta terkenal di Romawi. Ia bersama Saint Marius secara sembunyi-sembunyi masih menikahkan para pasangan yang sedang jatuh cinta. Tapi aksi mereka pun terendus oleh sang Kaisar, yang menyebabkan kedua pastur itu diseret ke penjara.
Setelah dipenjara beberapa waktu, kaisar yang kejam itu akhirnya mengukum mati kedua pastur itu dengan memenggal lehernya. Nah sang Saint Valentine akhirnya koit tepat pada hari keempat belas di bulan Februari pada tahun 270 Masehi. Pada saat yang sama rakyat Romawi udah tradisi pada bulan Februari mengadakan festival Lupercalia, tradisi untuk memuja para dewa. Dan menurut catatan Catholic Encylopedia 1908, setidaknya ada beberapa legenda atau versi mengenai hari Valentin ini, tetapi yang paling sering diceritakan adalah versi yang barusan diceritakan tadi.
Di catatan lain saya mendapatkan, bahwa dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 February adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris Pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (“Percakapan Burung-Burung”) bahwa For this was sent on Seynt Valentyne’s day (“Bahwa inilah dikirim pada hari Santo Valentinus”) When every foul cometh ther to choose his mate (“Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya”)
Pada jaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan pada hari ini dan memanggil pasangan mereka “Valentine” mereka. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi pernaskahan British Library di London. Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada jaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa: Sore hari sebelum santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati syuhada), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”. Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka. (sinarharapan.com)
Adanya versi lain dari cerita tentang seseorang pendeta, pastor atau martir yang bernama Valentine, juga jadi bukti kuat kalo masih ada pertanyaan seputar kematian Valentine karena mempertahankan agama, ataukah karena menikahkan pasangan muda-mudi? Ataukah karena yang lain?
Versi yang menceritakan tentang kematian Valentine karena mempertahankan agamanya bisa kita simak berikut ini. Valentine atau Valentinus adalah nama seorang Martyr (kalo dalam Islam syuhada) yakni seorang Kristen yang terbunuh karena mempertahankan ajaran agama yang dianutnya, bukan seorang pastor. Adapun gelar Saint atau Santo dikasih ke Valentine, karena ‘istiqomah’ nya dia mempertahankan ajaran agamanya, yang mana gelar Saint (St) mempunyai kedudukan istimewa di mata agama Kristen. St Valentin karena menentang Kaisar Claudius II –rezim Romawi saat itu–, akhirnya dihukum dan dibunuh pada abad ketiga (14 Februari 270 Masehi). (The Standart International Dictionary, XVIII, p. 5090)
Menurut versi lain, Kaisar Claudius II yang memerintah Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Ada versi ketiga tentang seorang bernama Valentine. Versi ini menceritakan kalo Valentine adalah seorang bishop di Terni, suatu tempat kira-kira 60 mil dari Roma. Kenapa ia dipancung? Konon kabarnya gara-gara ia memasukkan sebuah keluarga Romawi ke dalam agama Kristen. Itu terjadi sekitar tahun 273 Masehi. Berarti ini pertanyaan baru lagi, apakah dia (Valentine) yang dikatakan di hukum mati mempertahankan agama itu, karena memasukkan sebuah keluarga Romawi ke dalam ajaran Kristen?
Catatan mengenai pendeta yang bernama santo valentine itupun memang masih bias hingga saat ini, berkembang banyak versi khususnya latar belakang sejarah vonis hukuman mati yang dijatuhkan oleh penguasa romawi saat itu. Dalam sejarah Velentine para ahli sejarah tidak setuju dengan adanya upaya untuk mengaitkan hal itu dengan kematian St. Valentine yang dipenggal kepalanya di Palatine, tapi sejarah lain mengatakan acara valentine dikaitkan dengan St. Valentine yang lain, yang dikejar-kejar karena memasukkan suatu keluarga Romawi ke dalam Kristen, kemudian dia dipancung di Roma sekitar tahun 273 Masehi. Walhasil tidak sedikit versi cerita valentine day itu, tapi hasil akhirnya sama bahwa sejarah valentine day bisa jadi cuman rekaan atau bisa juga bohong.
Padahal sobat, agama Katolik pernah mempunyai tiga Santo Valentine. Semuanya merupakan martir dan tercantum dalam martirologi di bawah tanggal 14 Februari. Yang pertama merupakan seorang Pastur di Roma, yang kedua merupakan Bishop dari Interamna (Terni modern), dan yang terakhir melayani masyarakat di Afrika. Menurut Ensiklopedi Katolik, nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda: seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), seorang martir di provinsi Romawi Africa. (Catholic Encyclopaedia 1908)
Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir St. Valentine. Ia adalah seorang pria Roma yang menolak melepaskan agama Kristen yang diyakininya. Ia meninggal pada 14 Februari 269 Masehi, bertepatan dengan hari yang dipilih sebagai pelaksaan ‘undian cinta’. Legenda juga mengatakan bahwa St. Valentine sempat meninggalkan ucapan selamat tinggal kepada putri seorang narapidana yang bersahabat dengannya. Di akhir pesan itu, ia menuliskan : “Dari Valentinemu”.
Sementara itu sebuah cerita lain mengatakan bahwa Saint Valentine adalah seorang pria yang membaktikan hidupnya untuk melayani Tuhan di sebuah kuil pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Ia dipenjarakan atas kelancangannya membantah titah sang kaisar. Mana yang bener?
Sobat, ketidakjelasan sejarah nggak cuman dari sisi siapa Valentine itu, tapi juga banyak versi yang bercerita tentang ngapain aja Valentine selama di penjara, berikut salah satunya. Konon ketika ia masih berada di dalam penjara, ia tetap mengingat semua orang yang dikasihinya. Hampir setiap hari ia membuat kartu bergambar hati dengan ucapan singkat "I love you from your Valentine”. Kartu-kartu itu dikirim satu per satu kepada setiap orang yang dicintainya. Semua orang yang ada di penjara itu juga merasakan kasih sayang Valentine. Mereka menempelkan kartu-kartu bergambar hati tersebut di selnya masing-masing. Dari sinilah diduga lahirnya tradisi kartu Valentine dengan istilah "your Valentine" atau "my Valentine". (versi ?)
Lagi-lagi ada cerita versi lain tentang Valentine selama di penjara. Katanya, Valentino jatuh cinta sama anak gadis sipir penjara yang bernama Asterius. Padahal sebagai seorang Pastur, harusnya kudu bisa menjaga diri dari kaum perempuan. Karena emang biasanya para pastur dan biarawati dalam Kristen nggak menikah. Tapi rupanya, pastor Valentine nggak kuat juga menahan rasa cinta yang emang sebenarnya fitrah itu. Ia jatuh hati pada gadis cantik Asterius yang ternyata buta sejak lahir. Katanya yang punya cerita melalui Valentine secara ajaib Asterius bisa ngelihat alias nggak buta lagi. Sayangnya, ketika kasih sayang di antara keduanya mulai mekar. Kaisar menjatuhkan hukuman mati bagi Valentino. Sebelum ia dihukum rajam, ia sempat bikin untuk Asterius. Surat pendek itu diakhiri dengan kata-kata "from your Valentine". (Catholic Encyclopaedia 1908)
Seiring berjalannya waktu, pihak gereja—yang pada waktu itu agama Kristen mulai menyebar di Romawi—memindahkan upacara penghormatan terhadap berhala itu menjadi tanggal 14 Pebruari. Pihak gereja melihat bahwa tradisi Lupercalia adalah bentuk penyimpangan  agama Kristen. Maka pihak gereja akhirnya melakukan “konversi” alias diadaptasi dengan dibumbui ajaran kristiani. Para pastor memilih nama Hari Santo Valentinus (St Valentine’s Day) untuk menggantikan nama perayaan itu, sekaligus katanya untuk menghormati jasa dari ‘pahlawan’ yang bernama Valentine. Dan dibelokkan tujuannya, bukan lagi menghormati berhala, tapi menghormati seorang pendeta Kristen yang tewas dihukum mati. Nama acaranya pun bukan lagi Lupercalia, tapi Saint Valentine’s Day.
Sejak itu mulailah para pria memilih gadis yang diinginkannya bertepatan pada hari Valentine. Itu terjadi pada tahun 496 M dua ratus tahun setelah kematian Santo Valentine, dan saat  itu negara vatikan dipimpin oleh Paus Gelasius I.
Ketika agama Katolik mulai berkembang, para pemimipin gereja ingin turut andil dalam peran tersebut. Untuk mensiasatinya, mereka mencari tokoh baru sebagai pengganti Dewa Kasih Sayang, Lupercus. Akhirnya mereka menemukan pengganti Lupercus, yaitu Santo Valentine.
Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihak gereja. Dua tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi 14 Februari yang bertepatan dengan tanggal matinya Santo Valentine sebagai bentuk penghormatan dan pengkultusan kepada Santo Valentine. Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan "Valentine Days"
Sesuai perkembangannya, Hari Kasih Sayang tersebut menjadi semacam rutinitas ritual bagi kaum gereja untuk dirayakan. Biar tidak kelihatan formal, mereka membungkusnya dengan hiburan atau pesta-pesta.
Di catatan lain ada tambahan, ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I.
Tapi intinya sama, kalo V-Day dirayakan oleh gereja - gereja buat menghormati si Valentine, sedang bagi bangsa Romawi kuno peringatan V-Day berarti memperingati Lupercalia. Jadi sekali lagi pihak gereja Kristen cuman ngerasa kudu menghapuskan tradisi paganisme kaum romawi kuno berupa persembahan kepada dewa Lupercus dengan ritual valentine.
Sobat, sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini udah dikasihkan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Namun sebenarnya sejak tahun 1969 udah ada gerakan buat men-delete perayaan valentine dari kalender gereja. Hal ini dilakukan khususnya sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya nggak jelas dan hanya berbasis legenda aja. (www.bconnex.net). Hem.. kita jadi berpikir, harusnya generasi kita berpikir ulang buat ngerayain V-Day dong, karena ternyata pihak gereja aja udah menghapus perayaan ini. Trus ngapain kita tetap sibuk bin ribut tiap tanggal 14 Februari ngerasa kudu ngerayainnya? Kenapa oh Kenapa ?
V-Day emang udah terlanjur jadi upacara kepercayaan umum, artinya nggak terkait dengan agama atau tradisi kaum tertentu. Tradisi kepercayaan ini kemudian berkembang menjadi pemahaman umum bahwa sebaiknya para pemuda mencari seorang pemudi untuk menjadikan pasangannya dan sebaliknya, pada 14 Februari itu pula. Bersamaan dengan itu pula, saling tukar tanda mata atau cadeau (kado) sebagai lambang terbinanya kasih sayang di antara mereka. Sedangkan Valentine ini sendiri lebih dipopulerkan lagi oleh orang-orang Amerika dalam bentuk Greeting Card (kartu ucapan selamat) terutama pasca berakhirnya Perang Dunia Pertama.
Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242, The World Book Encyclopedia, 1998).
Akhirnya secara bertahap tiap 14 Februari menjadi happening khusus untuk bertukar surat cinta dan St. Valentine menjadi idola para pecinta, karena dia dianggap sebagai lambing ‘pahlawan’ kasih sayang. Datangnya tanggal itu ditandai dengan pengiriman puisi cinta dan hadiah sederhana, semisal bunga, coklat. Di Amrik, Miss Esther Howland tercatat sebagai orang pertama yang mengirimkan kartu valentine pertama. Acara Valentine mulai dirayakan besar-besaran semenjak tahun 1800 dan pada perkembangannya, kini acara ini menjadi sebuah ajang bisnis yang menguntungkan.
Perlahan semarak hari kasih sayang ini merebak keluar dan menular pada masyarakat di seluruh dunia dibumbui dengan versi sentimentak tentang makna valentine itu sendiri. Bahkan anak-anak kecil pun tertular dengan wabah ini, mereka saling berkirim kartu dengan teman-temannya di sekolah untuk menunjukkan rasa sayang mereka. (The Encyclopedia Americana, XXVII. p. 859).
Tapi ini nggak otomatis kalo acara V-Day udah diadopsi oleh gereja ataupun oleh banyak kalangan, maka acara ini jadi lebih agamis atau setidaknya jadi benar, sehingga V-Day jadi lebih sopan dibanding dengan ajaran Romawi kuno penyembah berhala itu. Karena toh, akhirnya pihak gereja pun menghapus tradisi itu. Dan kalo pun kamu berkelit diantara dua tradisi (Romawi dan Kristen), keduanya tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal ini belum diteropong dari sisi agama lho. Apalagi klo ntar diliat dari sisi agama, khususnya Islam. Untuk itu kita perlu bertanya neh, V-Day itu bagian dari agama atau budaya?

(dikutip dari buku Rapor Merah Valentine's Day, karya Luky B Rouf)

0 komentar:

Posting Komentar