Risalah Teori "FUTUR-Isme"

Senin, 21 Februari 2011

Ngawi, 25 November 2010
Ba’da Subuh
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Dear Sobatku di jalan dakwah,
Alhamdulillah wa sholawatu ‘ala rasulillah, wa la qaula wa la quwata illa billah. Ama ba’du.
Kaifa halukum? Lama saya tak menyapa antum semua sebagai seorang kakak, sebagai seorang teman yang dulu (saat kita pertama kali bertemu dan berkumpul) hingga detik ini, masih punya ghiroh memperjuangkan Islam.
Kawan, masih ingatkah engkau saat kita bersama-sama bersusah payah, bermandi hujan, berlari tersendat, mengayuh dalam kepayahan yang mungkin hingga saat ini masih ada yang melakukan hal seperti itu.
Ada yang ikhlas mengayuh sepeda pancal dari Setro sampe ke Ketintang. Ada yang rela bangun pagi-pagi untuk mempersiapkan siaran radio. Ada yang harus mau menyisihkan uang jajannya, hanya demi nombokin kekurangan panitia. Ada juga yang mau-maunya, ngisi acara tapi nggak dapat uang saku. Ada yang rela waktu tidur, istirahat dan bermainnya jadi terganggu, karena harus nulis di bulletin, bikin acara, dsb nya.
Itu memory yang sebagian masih terlintas di benak saya. Tak lupa pula, saya juga masih ingat kalo saya pernah berbuat salah, khilaf pada kawan-kawan semuanya. Saya pernah memarahi, memaki, mencemooh, meremehkan. Maka mumpung masih ingat semua keburukan itu, saya minta maaf kepada kawan-kawan semuanya.

Biasa, Biasa, dan Biasa

Maaf kawan, kalo saya hanya nulis biasa, gak bisa layaknya tulisan kawan-kawan yang biasa nulis.
Bahkan kalo kawan tahu isi tulisan ini cuman tulisan biasa, pastilah akan melewatkan halaman ini. Atau membacanya saat judul yang lain sudah terbaca, atau kalo punya waktu luang aja menyempatkan baca prolognya saja. Kalo ternyata “ah, biasa” maka memang ini tulisan biasa.
Karena yang bikin memang orang biasa, makannya aja biasa, tidur juga biasa, jalanpun biasa. Maaf lho kawan, ini bukan inferior, hanya sekadar ngasih sekilat info bahwa ketika kawan sudah baca k-max, trus gak baca tulisan biasa ini juga pasti akan biasa saja.

Disini, saya hanya mau ngomel soal biasa dan gak biasa. Sebab waktu saya pulang jum’atan di masjid tempat saya biasa sholat, terjadi insiden kecil yang mungkin di tempat lain ini biasa, tapi bagi saya ini pengalaman yang gak biasa. Khotib biasanya naik mimbar jam 12 kurang ¼ , tapi siang itu khotib baru datang jam 12 kurang 5 menit (jam dinding di masjid). Biasanya khotib selesai khutbahnya jam 12 lebih ¼ , tapi jumat itu, khotib selesai jam 12 lebih 30 alias ½ 1.
Jamaah yang sudah biasa sholat disitu memperotes kemunduran jam itu, diantaranya saat khotib belum selesai khutbah, ada yang bicara sendiri, ada yang ngantuk (tapi ini biasa ya?). Tapi di luar masjid ada yang mengoak keras, menahan kantuk, ada juga yang teriak “amin”, bapak di sebelah saya menggerutu, sembari mengeluarkan kecapan dari mulutnya.
Aksi para jamaah, gak mengusik keasyikan pak khotib meneruskan ceramahnya yang siang itu membahas tentang tipu daya setan.
Padahal di masjid sebelah yang radiusnya gak sampe 1 km, keterlambatan, molor dari jadwal, adalah biasa. Tapi kenapa di masjid ini jamaahnya gak biasa. Demi menyaksikan para jamaah belingsatan, saya terheran-heran “kenapa masyarakat begini?”
Setelah saya lakukan analisa kecil-kecilan, titik persoalannya ada pada “biasa dan tidak biasa”
Ya, masjid tempat saya jum’atan tadi jamaahnya belum biasa untuk mendengar ceramah lebih dari ½ jam, sehingga ketika diperpanjang ¼ jam, ngomelnya luar biasa.

Ada juga problem lain, yang mungkin bagi pembaca sudah biasa dengan problem ini. Tapi tak apalah, saya tulis disini, sekedar ngasih masukan.
Begini, saya punya anak belum genap berumur 2 tahun. Di tempat tinggal saya, kebetulan banyak anak2 kecil, mungkin umurnya lebih tua dikit dari anak saya. Nah, ketika anak saya bermain dengan mereka, saya atau kadang umminya menemani. Di tengah pertemanan itu, anak saya kadang unjuk kebolehan mulai dari mencium tangan ketika bertemu dengan orang tua, ngasih makanan atau mainan ke temannya. Pada saat makan biasanya, istri saya mengajaknya sambil bermain dengan teman-temannya. Saat sebelum makan biasanya umminya melafadzkan doa makan dan anak saya menengadah tangannya, saat selesai, anak saya mengamininya dengan mengusap mukanya.

Yuk Berbagi Tugas Bukan Berbagi Peran

Yuk Berbagi Tugas Bukan Berbagi Peran
(coretan singkat hari minggu memanajemen kerja di rumah kita, agar makin disayang istri)
Oleh: Abu Tahrera

Sudah berapa tahun Anda menikah? Jika usia pernikahan anda baru seumur jagung, tapi Anda sudah bisa berbagi tugas dengan pasangan Anda, maka saya akan berguru pada Anda. Tapi jika usia pernikahan Anda, lebih dari umur jagung tapi Anda belum juga bisa berbagi tugas dengan pasangan Anda, maka mari bersama-sama saya, kita belajar menjadi pasangan yang bisa berbagi tugas, bukan berbagi peran.
Maaf, sebelum kita lanjutkan obrolan kita kali ini, Kita perlu sepakati dulu tentang tema “berbagi tugas bukan berbagi peran” kali ini. Ya, saya membedakan antara “tugas” dengan “peran”. Tugas yang dimaksud pada pembahasan disini adalah tugas-tugas atau pekerjaan-pekerjaan yang biasa dilakukan oleh masing-masing dari kita, entah itu suami atau istri. Sementara yang dimaksud dengan peran itu lebih kepada peran kita sebagai suami dan ayah, atau istri dan ibu bagi rumah tangga kita. Sehingga, kalau untuk peran, sepertinya itu sudah built ini dari sononya, tidak bisa dibagi, diganti atau ditukar, sementara kalau untuk tugas kerumahtanggaan, Insyaallah masih bisa kita untuk berbagi dengan pasangan kita.
Oya, biar saya nggak salah niat, perlu saya sampaikan bahwa saya bikin note disini bukan (1) untuk mendapatkan tepukan tangan dari para perempuan atau ibu-ibu (naudzubillah min dzalik); (2) bukan mau menyudutkan kaum adam, yang mungkin selama ini belum bisa berbagi tugas dengan istrinya; (3) bukan pula untuk pamer, bahwa saya sudah melakukan, karena saya juga sedang dan masih terus belajar berbagi tugas. Semoga niat saya ini, tidak diapresiasi negative, dan saya hanya berharap agar Allah ridlo terhadap aktivitas saya menulis note ini. Amin.
Ok, kita mulai aja ya pembahasannya. Begini bapak-bapak sekalian yang dirohmati Allah, biar pembahasan kita nyaman, karena kita lagi ngobrol masalah pekerjaan di dalam rumah tangga kita, maka ada baiknya kita bahas secara urutan waktu. Kita mulai dari saat kita bangun tidur. Sebelumnya saya ingin bertanya kepada diri saya pribadi dan kepada bapak2 sekalian, “siapa yang bangun lebih awal sebelum subuh, bapak ataukah istri?”. Jika jawabannya bapak, maka selamat Anda telah menjadi Bintang di hati istri Anda. Jika jawabannya Istri, yang bangun lebih dulu, maka selesai membaca tulisan ini, silahkan Anda diskusikan dengan istri Anda. Maksud saya membahas bagian ini, coba sekali kali anda pura-pura masih tidur meskipun anda sudah bangun lebih dulu dari istri Anda. Sambil tiduran, coba intip atau lirik apa yang dilakukan istri kita. Mungkin dia lagi memasak untuk persiapan sarapan pagi, karena anak-anak hari ini harus berangkat sekolah. Atau istri hanya sekedar membuatkan teh cinta untuk Anda. Subhanallah, itulah istri kita. Buat para istri yang kebetulan membaca tulisan ini, jangan bangga ya, itu hal biasa khan?
Buat bapak2, saya usul bagaimana kalau sekali-sekali (sering juga lebih bagus), anda bangun lebih dulu dan menggantikan membuat kopi atau teh untuk istri, dan mungkin susu untuk anak-anak, jika memang Anda tidak bisa memasak. Tentu saja, niatnya ibadah kepada Allah SWT.
Untuk tugas selanjutnya, siapa yang biasanya mencuci baju? Istri juga? Hemmm… kalau Anda termasuk seorang pekerja, maka tiap hari mungkin anda tidak melihat Istri Anda mencuci dan Anda mungkin tidak bisa membantu mencuci. Tapi coba sekali-kali, lihat dan pegang tangan istri kita. Bagaimana? Apa kita pernah melakukan apa yang dilakukan oleh Rasulullah saat “mencium” tangan Saad bin Muadz, ketika Beliau Saw mengetahui tangan sahabatnya itu kasar karena dipakai untuk bekerja mencari nafkah buat keluarganya? Sudah pernah belum? Jika belum, maka tidak ada salahnya jika di hari minggu di saat Anda tidak bekerja, Anda luangkan waktu untuk menggantikan tugas mencuci tersebut. Atau jika Anda termasuk yang bisa menggaji pembantu, maka cobalah menggaji pembantu untuk tugas itu. Tapi itu tidak lebih baik, atau tidak kerasa feel-nya kalau anda kerjakan sendiri tugas mencuci itu. Kalau Anda termasuk orang yang super sibuk, coba untuk diskusi dengan istri tentang berbagi jadwal mencuci. Jika Anda memang tidak bisa sama sekali, maka sudah selayaknya Anda membelikan mesin cuci untuk istri Anda, atau saat Anda kebagian jadwal mencuci, anda bisa mengantar cuciannya ke tempat laundry.

Namaku INDONESIA

Sobat, kenalkan namaku Indonesia. Jangan salah mengeja ya, INDONESIA. Ini cerita tentang diriku, tetanggaku, teman-temanku, dan semua yang ada di sekitar aku. Aku punya tetangga sekaligus adik kelasku semasa kuliah dulu namanya Malaysia. Saat ini umurku….hemmm berapa ya..? Rahasia deh, sama seperti teman2 di FB yang suka merahasiakan umurnya.. hehehe…
Oiya, aku malu lho sama adik kelasku yang tetanggaku itu. Coz, dari segi umur emang aku lebih tua dikit dari dia, dan dia dulu lebih dulu belajar dari aku, sehingga aku sering disebutnya sebagai “guru” oleh dia. Nah yang membuat aku malu adalah karena dia sekarang lebih “pinter” dari aku. Kalo dulu dia sering belajar dari aku, tapi sekarang kebalik, aku yang harus sering belajar ke dia, sehingga aku pun sekarang harus memanggilnya “guru”.
Kadang aku dengan tetanggaku Malaysia ini sering berantem, karena kami sangat dekat sekali maka sering main-mainanku ketukar trus diklaim sama si Malaysia sebagai mainannnya. Aku sih nggak papa, biarin aja deh, kata pak ustad Jono “orang sabar dan ikhlas itu bisa masuk surga”… hahaha..
Sobat, aku juga punya tetangga bernama Singapura. Tapi tetanggaku satu ini agak belagu orangnya, mungkin karena dia diangkat anak asuh oleh Australia dan Amerika, sehingga dia pernah ngegosipin aku, bahwa “Indonesia itu sarang teroris”. Makanya aku sendiri agak sensi kalo harus bertetangga dengan dia. Tapi sayang Sobat, meski aku dikatai seperti itu, aku tidak bisa dan tidak berani membalasnya. Aku lebih suka berpenampilan sopan di dalam pergaulan, daripada harus membalas ocehan tetanggaku Singapur itu. Lagi-lagi aku harus mengalah dan memilih bungkam.
Sobat, saat ini tepatnya bulan oktober 2010 aku sedang mengalami duka yang mendalam, aku banyak menangis, bencana alam masih setiap menyapaku. Disamping bencana alam, ada juga bencana kemanusiaan yang aku alami. Aku terkena banjir, terkena tubrukan kereta api, dll.
Sobat bukannya sombong, sebenarnya aku bisa dibilang sangat kaya. Sebab aku punya emas yang tersimpan di Jayawijaya, punya minyak bumi yang hampir tersimpan di seluruh pelosok negeri, cadangan gas ku juga termasuk cadangan gas terbesar diantara tetanggaku. Tapi sayang sobat, kekayaanku tersebut sekarang, tidak bisa aku nikmati. Menurut “pengasuh” ku, kalau kekayaan itu di privatisasi alias dijual, maka aku akan semakin kaya dan menjadi “Indonesia yang maju”. Namun rupanya itu cuman bohong-bohongan, buktinya sejak 1976 kekayaan emas ku yang digadaikan ke PT Freport Amerika, tidak bisa mensejahterakan aku yang sejatinya pemilik sah emas tersebut. Itu baru emas, belum minyak bumi, gas, dan kekayaan tambang yang lainnya.

Inilah Proposal Nikahku

Kepada Yang Kami Hormati,
Bapak dan Ibu Calon Mertua

Ama ba’du,
Islam sebagai agama yang sesuai fitrah manusia, mensyariatkan adanya pernikahan sebagai bentuk pemenuhan naluri mempertahankan keturunan (gharizah a-nau’). Maka dari itu hikmah dari disyariatkannya perkawinan itu adalah untuk menjaga kelestarian jenis (manusia). Bisa dibayangkan kalo nggak ada perkawinan, pastilah kita sudah musnah sejak jaman nabi adam dan hawa dulu. Itulah kenapa Islam disebut sebagai agama yang sesuai fitrah manusia.
Dalam penciptaan manusia, secara faktual dan terindera, Allah memberikan kepada manusia berupa potensi kehidupan (taqatul hayyawiyah) yang punya kecenderungan kepada manusia untuk melakukan aktivitas biar bisa memenuhi potensi kehidupan tadi. Potensi tersebut, punya dua bentuk manifestasi. Yang pertama, potensi yang menuntut pemenuhannya secara pasti (baca:harus), jika nggak dipenuhi potensi ini, manusia bakal mati atau fisik/jasadnya rusak, inilah yang disebut "kebutuhan jasmani" (hajatul udlwiyyah) berupa makan, minum, buang hajat. Yang kedua, potensi yang pemenuhannya nggak musti atau tidak secara pasti harus dipenuhi, jika nggak dipenuhi potensi ini manusia nggak akan (secara langsung) mati, melainkan cuman agak gelisah, hingga terpenuhinya kebutuhan tersebut, inilah yang disebut dengan "kebutuhan naluri" (gharizah).
Salah satu kebutuhan naluri, adalah kebutuhan naluri untuk suka terhadap lawan jenis. Sekali lagi, naluri nggak harus dipenuhi, tapi kalo nggak dipenuhi efeknya akan menimbulkan resah, sampai terpenuhinya naluri tersebut.
Tentu sebagai seorang muslim yang sudah bersaksi hanya akan menjadikan Allah sebagai sesembahan satu-satunya dan menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan hidup kita, maka segala sesuatu yang terjadi atau yang bakal kita lakoni, harus kita kembalikan ukuranya, standarnya pada standar atau hukum yang telah dibuat oleh Allah, Allah SWT berfirman yang artinya : " ......dan jika kalian berselisih tentang sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya" (QS.An-Nissa 159)

Inilah Sejarah Amburadul Valentine's Day

(Versi2 Apa dan Siapa Valentine's Day)
Oleh: Luky B Rouf

Siapa Itu Valentine
The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day : “Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.”
Kalo ngobrolin Valentine’s Day (V-Day) cucok banget kalo dimulai dari ngebahas si empunya hari, siapa lagi kalo bukan si Valentine. Yup, Valentine ini bukan Valentino “the doctor” Rossi, si pembalap tangguh yang bernomor favorit 46 itu, tapi Valentine ini yang hidup di masa Romawi kuno, tepatnya di masa Kaisar Cladius II. Memang ada beberapa versi cerita tentang V-Day, termasuk tentang seseorang yang bernama Valentine. Ada sebagian versi menceritakan dengan nama “Valentine”, di cerita lain bernama “Valentino”, bahkan ada yang bilang juga “Valentinus” (backsound: kali aja saat itu ahli sejarahnya salah ketik, karena lagi ngantuk ya..hee..hee). Valentine atau Valentinus sebenarnya adalah nama seorang Martyr, yakni seorang Kristen yang terbunuh karena mempertahankan ajaran agama yang dianutnya. Valentino adalah nama seorang uskup pada abad ke-3 Masehi di masa Romawi (The Standart International Dictionary, XVIII, p. 5090).
Catatan mengenai pendeta yang bernama Santo Valentine itupun masih bias karena hingga saat ini berkembang banyak versi, termasuk tentang latar belakang sejarah vonis hukuman mati yang dijatuhkan oleh penguasa romawi saat itu. Catatan pentingnya adalah kalo diliat dari segi nama aja, udah ketahuan belangnya bahwa sejarah tentang orang yang bernama Valentine itu, nggak jelas. Mungkin dari sebagian sobat remaja ada yang bergumam “ngapain kita ribut masalah nama segala, yang penting khan udah ketahuan kalo akhirnya orang menyebutnya Valentine?”. Well, justru disini letak persoalannya sobat, kejelasan riwayat nama aja bisa ngebuktiin kalo emang sebenarnya cerita itu benar, atawa emang menunjuk pada satu orang. Misal aja neh, kalo di kelasmu ada dua orang yang bernama Parno, padahal keduanya bukan saudaraan, maka salah satunya kudu diperjelas dengan sederet cirinya masing-masing. Dari selidik punya selidik, Parno satunya ternyata nama lengkapnya Suparno, sedang satunya namanya mirip bintang film, Parno Karno… (yee.. itu sih Rano Karno).
Ok, kembali ke masalah Valentine, berarti satu belang udah ketahuan dari segi sejarah nama orang yang dirayain kematiannya tanggal 14 Februari itu. Para pastor Romawi menentukan tanggal 14 Februari sebagai Hari Santo Valentine. Sekarang ini, hari tersebut lebih dikenal sebagai hari Valentine. Kemungkinan pertama bahwa tiga nama itu menunjuk pada satu orang, atau kemungkinan kedua emang tiga nama itu untuk tiga orang yang masing-masing beda. Mana yang benar? Wallahu’alam. Tapi yang jelas, sekali lagi ini bukti nyata senyata-senyatanya, betapa amburadulnya sejarah orang bernama Valentine. Mustinya neh, para pengagum, penikmat V-Day, udah saatnya menanyakan kengawuran sejarah V-Day ini.
Kata “Valentine” itu sendiri berasal dari bahasa Latin Valentinus yang artinya gagah perkasa. Ketika itu, kalo orang ngasih pujian Valentinus atau gagah perkasa sebenarnya ngasih pujian kepada dewa Baal. Sedang Raja Baal yang pertama namanya adalah Nimrod. Siapa itu Nimrod, trus apa hubungan V-Day dengan Nimrod?
Begini sobat, menurut legenda Yunani Kuno, Nimrod ini dikenal sebagai seorang pemburu anjing ajak yang gagah perkasa. Dalam bahasa Yunani Nimrod lebih dikenal sebagai Pan, sedangkan anjing ajak dalam bahasa Latin disebut Lupus. Nah, oleh orang Rumawi Nimrod dinamakan sebagai Lupercus atau si pemburu anjing ajak. Kalo sobat pernah denger peringatan atau festival Lupercalia yang menurut legenda diperingati setiap tanggal 15 Februari, nah sebenarnya itu diambil dari kata Lupercus. Lupercalia sendiri adalah hari perayaan untuk mendewakan Lupercus alias si pemburu anjing ajak, alias si Nimrod, alias si dewa Baal, alias si Valentinus atau Valentine. Tuhhh khan, ternyata bukan Imam Samudera cs, aja yang punya banyak alias, Valentinus pun punya banyak alias.
Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Tapi sobat di versi lain, di tempat yang sama di Roma dan tanggal yang sama 15 Februari, Lupercus justru untuk menamai sang Dewa Kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. (VCD Valentines day, Irene Handono)
Wah belang lagi deh. Ternyata emang nggak ada kesepakatan dari para ahli sejarah tentang Lupercalia. Tapi bukan bermaksud membela atau membenarkan sejarah Lupercalia, tapi yang sering dipakai malah versi yang pertama. Nggak menutup kemungkinan versi kedua bisa jadi juga benar. Waduh, tambah pusing binti bingung ya ama sejarah V-Day? Ok, daripada pusing tujuh kali 100 keliling putar lapangan, mending dilanjutin dulu ceritanya.
Konon orang Rumawi banyak yang pengin anaknya gagah perkasa kayak Nimrod, makanya mereka seringkali ngasih nama anaknya Valentine, termasuk mungkin ortunya Valentine yang katanya merupakan seorang pastur yang dipancung di masa Kaisar Cladius II pada abad III Masehi itu.
Di hari Valentine biasanya nggak komplit kalo nggak ada Cupid sang dewa asmara. Cupid biasanya digambarkan dalam bentuk malaikat kecil bersayap dalam keadaan bugil, yang biasanya bawa panah, dan siap memanah pasangan muda-mudi untuk terpanah asmara, katanya sih begitu. But, tahu nggak sobat, Cupid itu sebenarnya adalah gambaran atau lambang ketika Nimrod masih kecil. Makanya kenapa si Cupid itu selalu membawa panah, karena emang menurut legenda seperti yang saya ceritakan sebelumnya tadi, kalo Nimrod adalah seorang pemburu. Cuman yang jadi nggak matching, kalo Nimrod adalah pemburu anjing ajak, tapi kalo Cupid koq digambarkan sebagai pemanah asmara. Wah, emang amburadul benar ya legendanya?!
Tapi emang dasar orang Pagan, nggak tahu mana benar, mana salah, yang penting kalo itu udah jadi kepercayaan kakek moyangnya, ya itu yang terus dijadiin tradisi. Termasuk masih menurut legenda itu juga, diceritakan kalo di masa mudanya Nimrod adalah seorang cowok yang cakep banget. Bahkan kalo ditelusur dari kata valentine tadi, Nimrod alias si Valentine adalah gagah perkasa. Karena saking guantengnya itulah, ia banyak digandrungi sama banyak kaum perempuan (Daniel 11:37) yang bikin nafsu birahi mereka jadi bangkit terbang melayang. Itulah kenapa Nimrod di masa kecilnya juga dikasih nama Cupid yang dalam bahasa Latin disebut Cupere kalo diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai Desire alias membangkitkan nafsu birahi. Jadi Cupid itu memanah bukannya untuk bikin orang jadi saling jatuh cinta, melainkan untuk membikin nafsu birahi orang jadi bangkit. Nah loe ketahuan, makanya kamu nggak usah bangga deh, kalo kamu lagi jatuh cintrong, trus ngerasa di panah sama si Cupid, padahal sebenarnya bukan dipanah tapi dipanas-panasi untuk bernafsu birahi. Hiii… jijay deh.
So, kegantengan Cupid alias Nimrod ini emang ibarat daya magnet yang luar biasa dahsyatnya, sampe-sampe nggak cuman kaum hawa disekitarnya aja yang kena sihir kegantengannya, bahkan ibu kandungnya Nimrod aja Semiramis juga jadi korban, sehingga akhirnya ia mengawini anak kandungnya sendiri itu. Gubrak !
Nah, di tanggal 15 Februari, Nimrod dan Ibunya mengakui kesalahan mereka, sebagai ibu dan anak. Padahal di cerita sebelumnya tanggal 15 Februari dinobatkan sebagai festival Lupercalia. Kenapa bulan Februari? Katanya si empunya dongeng bulan Februari itu sebenarnya berasal dari kata Februa yang artinya penyucian. Ya, penyucian alias pertaubatan dosa si Nimrod dan ibunya, yang katanya mereka akhirnya sadar kalo percintaan yang mereka lakukan itu nggak benar. (Catholic Encyclopedia, 1908)
Kerajaan Babilonia berasal dari kerajaan Baal yang memuliakan dewa Baal. Dalam bahasa kuno Kaldea atau bahasa Babilonia pada saat itu bal berarti hati, maka dari itu juga hati sering jadi lambang dari dewa Baal. Lambang hati ini juga digunakan sebagai lambang dari hari raya Lupercalia tersebut. Entah nyambung atau nggak, lambing hati juga digunakan sebagai lambang dari hari Valentine.
Sobat, kalo kamu jeli dan nggak ngantuk baca tulisan ini. Di awal tadi sudah diceritakan tentang Dewa Baal. Nah dewa Baal ini adalah dewa yang dibenci oleh Tuhan nya umat Kristen (Zefanya 1:4). Memang dari segi sejarah (kalo bisa dikatan sejarah, karena bisa jadi itu hanya dongeng rekaan) sebenarnya nggak ada kaitan antara kepercayaan Romawi kuno dengan agama Kristen. Tapi seiring berkembangnya waktu, pihak Gereja kayaknya kuwalahan mengatasi tradisi yang sebenarnya diakui juga oleh Kristen sebagai penyimpangan. Akhirnya ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen. Pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).

Cinta Tak Harus Memiki

La Tahzan...(T_T)
(Belajar dari kisah Salman al Farisi)

Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilihan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.
Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’.
”Subhanallaah.. wal hamdulillaah..”, girang Abud Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

Jalan Terjal Kaum Jomblo

Buku "Kecil-kecil Nikah"
-Sebuah Triger-

“Maaf akhi, bukannya akhi tidak baik, bukannya akhi tidak sholeh, tapi untuk sementara ana tidak bisa menerima khitbah-nya akhi”
“Afwan, saya tidak bisa menerima ta’aruf dari akhi, karena saya sudah dijodohkan orang tua saya”
“Akh, mohon maaf yang sedalam-dalamnya, sebenarnya saya juga tidak tega menyampaikan hal ini. Saya belum siap untuk menikah, jadi kita bersilah ukhuwah aja ya?”
“Maaf akh, aku nggak bisa menerima dirimu untuk jadi pendamping hidupku…”
“Af1, jika ana membalas surat akhi dengan sms ini. Tentang permohonan akhi untuk meminta ana menjadi calon isteri. Maaf, saya tidak bisa…”

Bro, ada yang udah pernah dapat jawaban kayak gitu? Pasti tau khan apa maksud penggalan-penggalan kalimat diatas? Yupz, deretan kata diatas bisa dibilang kalimat “menyakitkan” yang pernah diterima oleh seorang ikhwan ketika pengajuan khitbahnya di tolak oleh akhwat. Gimana rasanya? Hancur berkeping-keping, remuk redam, serasa sulit banget untuk dikembalikan lagi. Sebegitukah?
Hemm.. Ya, kita ngerti banget gimana dalemnya hujaman kata-kata itu, apalagi bagi kamu yang menerima kayak gitu nggak cuman sekali. Hhhheeeh…rasanya pasti pegel, linu, serasa minta dipijit… alah, bang pintung nonton biskop, nggak nyambung, Sob.

Siapa Bilang KKN (Kecil2 Nikah) Nggak Mungkin? Ini buktinya...

Buat kamu yang belum yakin banget kalau ada miracle di pernikahan KKN, coba aja kamu simak dengan tuntas beberapa pengalaman teman-teman kita di bawah ini. Kata sebagian orang “pengalaman adalah guru terbijak bagi kehidupan kita”. Hem… bener nggak sih? Simak aja deh.

“Saat saya dihadapkan pertanyaan ‘menikah’ pertama kali dalam hidup saya, saya sempat maju mundur dan gamang dengan wacana-wacana semacam ini. Lama sekali saya menemukan keyakinan -–belum jawaban, apalagi bukti–- bahwa seorang saya hanyalah menjadi perantara Allah memberi rezeki kepada makhluk-Nya yang ditakdirkan menjadi istri atau anak-anak saya.
Saya sendiri menikah pada tahun 1999, saat umur saya dua puluh tahun. Saat itu saya bekerja sebagai buruh di sebuah perusahaan bakery tradisional. Tentu saja, saya sudah menulis saat itu kendati interval pemuatan di majalah sangat longgar. Kadang-kadang sebulan muncul satu tulisan, itu pun kadang dua bulan baru honornya dikirim. 

Sebulan setelah saya menikah, tiga cerpen saya sekaligus dimuat di tiga media yang berbeda. Beberapa bulan berikutnya hampir selalu demikian, cerpen-cerpen saya semakin sering menghiasi media massa. Interval pemuatan cerpen tersebut semakin merapat. Saat anak saya lahir, pada pekan yang sama, ada pemberitahuan dari sebuah majalah remaja bahwa mulai bulan tersebut, naskah fiksi saya dimuat secara berseri. Padahal, media tersebut terbit dua kali dalam sebulan. Ini berarti, dalam sebulan sudah jelas ada dua cerpen yang terbit dan itu berarti dua kali saya menerima honor. Ini baru serialnya. Belum dengan cerpen-cerpen yang juga secara rutin saya kirim di luar serial. 

Kami Bukan Siapa-siapa

maaf belum ada isi

Assalamualaikum wr. wb.

Salam kenal dari kami "Revolusi Cinta Mangement".

Nama: Luky B Rouf
Alamat:  Ngawi, Jawa Timur, Indonesia
Status: Menikah

Pelajaran Dari Kasus “PeterPorn”

Minggu, 20 Februari 2011

(catatan dari orang awam)
Setelah berbulan-bulan kasus ini mengundang perhatian masyarakat akhirnya vonis terhadap Nazriel Ilham yang akrab disapa Ariel sudah dipalu. Tertanggal 31 Januari 2011 vokalis salah satu grup band yang bervideo mesum dengan 2 sahabat perempuannya itu dihukum oleh Pengadilan Negeri Bandung dengan 3,6 tahun penjara dan denda sebesar 250 juta.

Sama dengan kasus awal bergulirnya video porno Ariel Cs, maka berita vonis ini pun mengandung kontroversi. Ada suara sumbang, kecewa, nyinyir, cemas, dan sebagainya. Tapi dari semua suara yang ada menanggapi kasus ini, bisa kita kelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni pro-kontra.

Sebelum kita berbicara lebih jauh tentang vonis yang dijatuhkan majelis hakim terhadap Ariel. Ada satu hal yang harus kita sadari bersama tentang siapa Ariel dan siapa orang-orang di balik Ariel. Maksudnya, kita harus sadari bahwa Ariel adalah seorang selebriitis, public figure, orang terkenal, sehingga wajar sekali ketika ada upaya untuk memojokkan, menghitamkan, mengasusilakan, bahkan memvonis Ariel, maka tentu saja ada yang “membela”. Membela disini, bisa dikegorikan menjadi dua, pertama: membela, sebenar-benarnya membela, yang di kanal ini adalah orang-orang terdekat Ariel, bisa pacarnya, teman band-nya, keluarga, teman sesama artis, bahkan fansnya. Pembela yang kedua adalah pembela yang “invis” alias yang nggak keliahatan sebagai pembela, tapi sebenarnya mereka merasa tersakiti, eman-eman (jawa: ), yang berada di kanal ini adalah para empunya media yang merasa kehilangan satu omzet besar dunia panggung hiburan, kemudian masyarakat secara umum yang sebenarnya tidak tahu siapa ariel, jadinya malah ikut membela. Pemetaan diatas penting sekali, sehingga sekalipun ada lusinan tulisan yang bernada “menjelekkan” Ariel, pasti tetap akan ada yang membela Ariel, yakinlah itu. Tapi bagi orang-orang yang yakin akan kebenaran, pasti tidak akan pernah takut untuk terus menuliskannya.